Pengalaman divonis PCO dengan gejala haid tidak teratur #PejuangGarisDua
10:20:00 AMMemiliki keturunan dan menjadi seorang ibu adalah impian bagi semua wanita di dunia ini. Setiap wanita berharap setelah menikah mereka akan secepatnya langsung di beri momongan. Namun tidak semua wanita memiliki keberuntungan itu. Nama Saya Annisa, 28 Tahun. Februari ini sudah genap 8 bulan saya menikah dengan lelaki pilihan saya. Semua terlihat baik-baik saja, pernikahan kami sangat harmonis, hingga akhirnya menginjak bulan ke 2 pernikahan, saya merasa belum ada tanda-tanda akan datang nya kehamilan. Haid saya tidak teratur bahkan 1 bulan pernah tidak haid sama sekali. Saya dan suami mencoba cek ke dokter dan diberikanlah obat untuk engatur siklus haid yaitu Cyclo Progynova yang harus saya minum selama 21 hari setiap hari nya. Obat tersebut saya minum untuk 3 siklus yaitu 3 bulan lamanya. Namun karena saat itu sedang banyak-banyak nya pekerjaan, hingga akhirnya saya hanya bisa minum selama 2 siklus yang mana 1 bulan lagi tidak saya jalankan dan mengakibatkan haid saya kembali tidak teratur.
Kemudian saya memutuskan untuk kembali konsultasi dengan dokter. Dan saya pun di cek menggunakan USG Transvaginal yang mana setelah dilakukan pengecekan, saya terkejut dengan hasil pemeriksaan bahwa saya memiliki PCO. Apa itu PCO? Pikiran saya sudah campur aduk. Takut dengan hal-hal yang sudah banyak membayangi isi kepala saya. Lalu dokter menyarankan beberapa hal kepada saya, serta diberikan obat untuk pelancar haid yang mana ini obat katanya lebih ampuh untuk mengatur siklus haid selama 3 bulan. Nama obatnya saya lupa. Hehehe... Saya pun searching terkait apa itu PCO, apakah membahayakan, apa yang harus saya lakukan, dan sebagainya.
Di bulan ke 8 pernikahan ini, banyak sekali harapan saya untuk diberikan kepercayaan oleh Allah memiliki keturunan. Berbagai cara juga saya dan suami upayakan. Mulai dari minum segala macam madu, merebus-rebus tanaman herbal, minum susu promil, minum vitamin promil sampai dengan meminum rebusan buah Zuriat. Harapan kami sangat besar untuk memiliki keturunan yang mana juga sudah di nantikan oleh kedua orang tua saya dan suami. Saya cukup takut melakukan test pack sebenarnya kalo tiap bulan ada telat-telat haid beberapa hari semenjak haid sudah teratur ini. Takut kecewa. takut tidak sesuai harapan...Tapi lagi-lagi saya dan suami selalu berusaha semaksimal mungkin setiap bulannya..
Semoga bulan ini dapat kabar baik. Semoga bulan Februari ini ada kado ulang tahun dari Allah yang sudah saya dan suami nanti-nantikan..
Semoga....
Lanjut ke hari ketiga lebaran, jam 9 pagi kita ziarah ke makam Opung laki-laki (Ayahnya Ayah) yang tidak terlalu jauh dari rumah. Untuk menuju lokasi perkuburan, kita akan melewati hamparan luas pohon-pohon dan persawahan. Salah satu tempat favorit aku kalo ke Kotanopan ya pasti tempat ini. Hijau, tenang, sejuk dan damai. Itulah apa yang bisa aku rasakan di tempat ini. Sungguh bersyukurnya orang-orang yang tinggal di daerah ini. Jauh dari hiruk pikuknya perkotaan, asap polusi dan bisingnya knalpot motor-motor anak jaman now. Setelah ziarah, kami pun banyak menghabiskan waktu di rumah saja. Menikmati masakan-masakan kampung kesukaan kami seperti Gule Ikan Kerek, Sambal Kentang, Daun Ubi Rebus pake Sambal Tuk-tuk dan masih banyak lagi. Duuhh jadi ngiler kan....
Dan akhirnya Minggu 9 Juni 2019, kembali ke kenyataan hidup dan sulit menerima bahwa Senin sudah masuk kerja kembali. Hahaha. Begitulah jiwa-jiwa buruh ini ya kan...
Anyway, aku ada rencana mau ke Sibolga lagi. Mungkin temen-temen bisa kasih saran tempat-tempat wisata atau kuliner yang ada di Sibolga yang wajib di kunjungi dan di cicipi? Comment di bawah yaa..
Udah segitu aja deh cerita soal mudik singkat tahun ini.
Semoga menginspirasi.
Sampai ketemu di tulisan lainnya ^_^