based on a true story...
Sebuah pertemanan tentunya didasari oleh banyak hal, baik dari segi kecocokan, persamaan, kebiasaan, kedekatan dan lainnya. Setelah melihat dari berbagai sudut, banyak hubungan pertemanan yang kandas begitu saja karena hal-hal yang tidak penting. Ada yang bilang karena beda ini itu, ada juga yang bilang karena tidak bisa menerima kekurangan satu sama lain. Bagiku, itu tidak bisa di sebut pertemanan. Teman/Sahabat bagiku adalah orang yang sudah ku anggap seperti saudara. Teman/Sahabat adalah orang yang tidak memerlukkan jarak sebagai jurang pemisah antara aku dan dia. Itulah yang ku alami sekarang..
About 16 years ago, aku disekolahkan di sebuah Taman Kanak-kanak di Medan dan dari situlah aku bertemu dengan anak kecil bertubuh mungil. Kulitnya yang putih dan rambutnya yang halus dengan potongan rambut ala Geum Jan Di dalam serial Boys Before Flower bernama Siti Zubaidah alias Susi. Dan aku sendiri, Annisa Febrina alias Icha yang bertubuh padat dengan pipi tembem, mata sipit, kulit kecoklataan dengan potongan rambut keriting dan selalu memakai kunciran setiap kali sekolah.
Masih melekat dalam ingatanku ketika aku berulang tahun yang ke- 5, saat itu aku merayakannya bersama seluruh teman-teman di Taman Kanak-kanak tersebut. Dalam perayaan tersebut di selipkan dansa ala anak TK dengan pasangannya masing-masing.
................................................................................02.............................................................................
Belum
lagi aku turun dari mobil, terlihat Bunda berdiri di teras dengan muka
harap-harap cemas yang bisa ku simpulkan bahwa bunda sedang menunggu anak gadis
nya pulang tepat waktu dan berharap tidak terjadi apa-apa di jalan. Ya..itulah
Bunda. Bunda yang selalu cemas kalau aku telat pulang. Bunda yang tiap jam
selalu nelfon hanya untuk memastikan anaknya baik-baik saja.Tapi Bunda tetaplah
Bunda.Sekarang ini Bunda menjalani bisnis butik muslim yang sudah mempunyai
beberapa cabang di Pulau Jawa dan mengharapkan aku untuk meneruskan bisnis nya
kalau aku sudah cukup umur.What??(harus umur berapa sih biar di kategorikan
cukup umur?). Dengan senyuman maut sambil
menyalami Bunda,aku bergegas masuk ke kamar, meletakkan harta berharga
ku(pastinya notebook) dan membersihkan seluruh badan dari pekatnya asap dan bau
polusi di jalan.Maklum,AC mobil yang sedang tidak berfungsi memaksa ku untuk
membuka kaca lebar-lebar. Tidak perlu waktu yang lama untukku membersihkan
badan hingga akhirnya aku dapat menjalankan sholat magrib tepat waktu.
.............01.............
Aku punya cara sendiri untuk menjalankan kehidupan ku..
..dan aku sendiri yang menentukan bagaimana nasib ku 10 tahun mendatang..
..bukan kamu,dia atau mereka..
“Selamat Pagi mbak,seperti biasa kan? Ice
blended caramel chocolate and tiramitsu?” sapa seorang lelaki dengan senyuman
khas yang setiap harinya selalu ku lihat
“iya
Mas. Hmm..ditambah cheese cake ya satu” ku keluarkan dompet dari tas,mengambil
pesanan dan menuju singgasana ku di café tersebut. Hari ini tidak menjadi hari
yang biasa bagi ku. Hari ini tepat tanggal 20 Oktober. Hari Senin yang dikenal
sebagai hari sibuk sedunia membuatku lebih memeras keringat akibat cuaca yang
cukup panas ditambah beberapa tulisan yang harus ku posting di blog pagi ini.
Sebelumnya,aku
Nada. Bukan nada lagu tapi Serenada. That’s all!Nama yang sangat singkat padat
dan bermakna.Aku berpikir mungkin pada saat ibu ku melahirkan ku, beliau sedang
menghapal tangga nada atau semacam nya sehingga Nada menjadi nama ku hingga
sekarang. Aku sedang menyelesaikan kuliah di semester 7 dengan jurusan
Psikologi dan sedang berusaha mengajukan judul skripsi. Aku tidak menyangka aku
sudah sampai pada tahap skripsi. Rasanya baru kemarin aku mendaftar di kampus
itu dan tiba-tiba sekarang mulai merasakan syndrome “cetar kejang-kejang”.
Terlintas di benakku akan rasa takut tidak bisa menyelesaikan skripsi ku dalam
waktu yang pas.