Jadi Dosen di usia 24 Tahun? Kenapa Tidak!?

9:53:00 AM

Assalamu'alaikum..
Finally Icha is BACK! Setelah melewati proses yang cukup bikin hectic, akhirnya punya waktu dan semangaatt buat nulis di blog lagi. Yap! I've a job now! Alhamdulillah...Mungkin buat teman-teman yang tau dan ngikutin gimana huru hara nya aku setelah tamat S1 untuk bolak balik kesana kemari nyari pekerjaan hingga sampai ke Jakarta, lalu memutuskan ambil S2, kemudian akhirnya balik ke Medan and taking the greatest job ever! 

Ngga pernah terpikir sebelumnya untuk jadi dosen di usia aku yang pada saat itu masih 24 tahun. Selama ini aku hanya bermimpi untuk kerja di Media karena memang basic aku adalah media massa. Bolak balik Jakarta hingga puluhan kali tapi cuma sampai sebatas interview doang. Ngga pernah ada kelanjutan sampai tes kesehatan atau bahkan diterima. Tapi itu lah jiwa optimisme yang tertanam di diri aku bahwa kalo kita ingin mencapai sesuatu, jangan menyerah sebelum mendapatkannya. Yang tahu batas kemampuan kita adalah diri kita sendiri. Ada kutipan yang sangat aku suka dari Novel Tentang Kamu karya Tere Liye :

Saat kita sudah melakukan yang terbaik dan tetap gagal, apalagi yang harus kita lakukan? Berapa kali kita harus mencoba hingga kita tahu bahwa kita ada pada batas akhirnya? Berapa kali kita harus menerima kenyataan bahwa kita memang tidak berbakat, sesuatu itu bukan jalan hidup kita, lantas melangkah mundur? Aku sekarang tau jawabanya. Terimakasih atas pelajaran tentang keteguhan. Aku tau sekarang. Pertanyaan paling penting adalah bukan berapa kali kita gagal, melainkan berapa kali kita bangkit lagi, lagi, dan lagi dan lagi setelah gagal tersebut. Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x lagi."

Jadi, mau berapa kali pun kita gagal, jangan pernah menyerah. Bangkit lagi dan lagi! Walaupun harus memulainya dari awal, semua akan indah pada waktunya. Sama halnya dengan karir aku yang gagal terus menerus di bidang media. Sempat berpikir, apa aku ngga cocok di media karena bertubuh besar? apa aku ngga diterima di media karena wawasan kurang luas? apa aku ngga diterima di media karena kurang ini itu? Tapi saat itu tidak terbesit sama sekali di pikiran ku untuk menyerah sampai akhirnya memutuskan ambil S2 pun yang berkaitan dengan industri media. Tahun 2017 jadi tahun yang penuh misteri yang akhirnya mengurungkan niat ku untuk bekerja di media. Mimpi-mimpi bekerja di Media yang aku bangun sejak tahun 2014 (selepas S1) terkubur dalam-dalam. Bukan karena menyerah. Tapi karena aku membangun mimpi baru yaitu menjadi seorang Dosen.

Sesuatu hal yang baru dalam hidupku. Mencoba memberanikan diri untuk mengambil langkah yang tentunya akan merubah hidupku juga. Setelah melewati proses seleksi berkas hingga interview, akhirnya aku diterima sebagai dosen di salah satu universitas swasta di Medan. Menjadi tantangan baru bagiku juga dikarenakan aku menjadi dosen di program studi Manajemen padahal aku adalah lulusan Ilmu Komunikasi. Tapi jangan salah sangka, di prodi Manajemen tersebut memang ada konsentrasi Periklanan dan aku mengampu mata kuliah berkaitan dengan Periklanan. Can You See It!! Periklanan means berhubungan dengan media. M E D I A! That's what I mean! Ngga keterima bekerja di Media, malah sekarang jadi orang yang mengajari tentang Media. Allah Maha Adil dan Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Di balik kegagalan yang terus menerus dan mimpi-mimpi yang pupus, ada rencana Allah di balik itu semua.

Jadi, intinya jangan pernah menyerah..
Jangan pernah berhenti bermimpi..
Jangan takut gagal...
dan jangan terpuruk karena kegagalan..
Percayalah Allah akan memberikan sesuatu yang indah untuk kita..
Kalau pun apa yang kita dapat tidak sesuai dengan apa yang kita impikan, berarti Allah memang punya rencana lain untuk hidup kita..

Stay positive!
Stay optimistic!
dan Jangan Lupa Bersyukur!


You Might Also Like

0 komentar